Infeksi telinga tengah akut, bisa diperkecil risikonya dengan menyusui. Penyakit ini jika tidak segera diatasi bisa menahun, dan menyebabkan gangguan pendengaran lantaran infeksi menjalar hingga saluran telinga tengah.
Waspada pilek berlanjut. Ketika bayi pilek, saluran hidung membengkak dan lendir biasnya terkumpul di bagian belakang pangkal hidung. Padahal di tempat inilah bakteri yang ada di hidung dan tenggorokan berkembang biak, dan kemudian menjalar ke telinga. Resiko ini semakin besar jika bayi sering pilek dan tidak ditangani dengan baik. Akibatnya, muncul gangguan pendengaran di kemudian hari. Repotnya, jika bayi sempat mengalami gangguan pendengaran, kelak ia juga akan mengalami kesulitan belajar bicara.
Bagaimana mengenalinya? Penyakit infeksi telinga tengah ini memang tidak mudah dikenali. Jadi, segera konsultasikan ke dokter jika Anda melihat paling tidak dua gejala dari tanda-tanda berikut:
  1. Batuk pilek berkepanjangan, yang ditandai dengan keluarnya cairan hidung yang warnanya kuning atau kehijauan.
  2. Anak rewel siang maupun malam, disertai demam.
  3. Anak tak mau tidur telentang.
  4. Keluar cairan dari telinga anak.
  5. Bayi sering berusha mengorek-ngorek telinganya atau menarik-narik daun telinganya dan tampak kesakitan atau tidak nyaman.

Berikan ASI.
Pemberian ASI berkesinambungan, membuat bayi jarang mengalami pilek, sehingga kemungkinan telinga tengah terkena infeksi juga kecil. Kalaupun bayi terlanjur pilek. ASI memberinya ‘kekebalan’ sehingga mencegah infeksi menjalar ke telinga tengah.

Cairan ASI jarang yang mengalir sampau masuk ke telinga. Kalau pun sampai ada yang masuk, biasanya ASI tidak sampai mengiritasi telinga tengah bayi (susu formula lebih sering mengiritasi). Bayi yang mendapatkan ASI jarang mengalami alergi (Salah satu penyebab pilek berkepanjangan, menyebabkan berkembang biaknya bakteri di saluran hidung ke telinga).